3 Karakter Single Parent Love Take Two: Perjuangan & Cinta, Apa saja tantangan terberat single parent dalam mencari cinta kedua? Film terbaru Hanung Bramantyo, “Love Take Two”, menjawabnya dengan menyoroti perjuangan tiga karakter single parent yang berjuang dengan cinta. Siapa saja mereka, dan bagaimana kisah mereka merefleksikan realita kehidupan nyata? Artikel ini mengupas tuntas perjalanan Maya, Danan, dan Tristan dalam film tersebut, menganalisis konflik, perkembangan karakter, serta pesan mendalam tentang keluarga, healing, dan keberanian untuk mencintai lagi.
Jakarta, 19 September 2025 – Dunia sinema Indonesia kembali dihadirkan dengan karya penuh rasa karya Hanung Bramantyo. “Love Take Two” bukan sekadar film romantis biasa, melainkan sebuah canvas yang melukiskan realita kompleks yang dihadapi orang tua tunggal (single parent) dalam membuka hati untuk cinta baru. Film ini dengan piawai memotret tiga perspektif berbeda melalui karakter Maya, Danan, dan Tristan, yang masing-masing membawa bagasi dan caranya sendiri dalam berjuang dengan cinta.
Penggambaran yang realistis dan tidak menggurui ini berhasil menyentuh hati banyak penonton, menjadikan film ini trending topik di berbagai platform media sosial sejak rilis pada 12 September 2025 lalu. Banyak single parent yang merasa terepresentasikan dan mendapatkan sudut pandang baru tentang hubungan.
Mengapa Representasi Single Parent dalam Film Penting?
Seorang psikolog keluarga, Dr. Ratna Indriyati, M.Psi., dalam sebuah wawancara eksklusif menyatakan, “Representasi media, termasuk film, memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk persepsi masyarakat. Ketika seorang single parent ditampilkan bukan sebagai sosok yang lemah dan terluka, tetapi sebagai pribadi kuat yang tetap berhak bahagia, hal itu dapat mendobrak stigma dan memberikan validasi serta harapan bagi penonton yang mengalami kondisi serupa. Film seperti ‘Love Take Two’ melakukan hal itu dengan baik.“
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga dengan kepala rumah tangga single parent di Indonesia mengalami peningkatan. Film ini datang pada waktu yang tepat untuk membuka dialog sehat tentang kehidupan mereka.
1. Maya: Single Parent Melawan Trauma Masa Lalu
Diperankan secara apik oleh Michelle Ziudith, karakter Maya adalah representasi dari single parent yang berjuang melawan luka dan pengkhianatan di masa lalu. Latar belakangnya sebagai korban dari hubungan toxic membuatnya membangun tembok tinggi untuk melindungi diri dan anaknya. Perjuangannya bukan hanya tentang mengasuh anak seorang diri, tetapi lebih pada pertarungan batin untuk mempercayai lagi dan membiarkan seseorang baru masuk ke dalam hidupnya.
Setiap interaksi Maya dengan karakter Danan (Dimas Anggara) digambarkan penuh dengan kehati-hatian dan keraguan. Hal ini sangat realistis, mencerminkan bagaimana trauma masa lalu dapat membayangi peluang kebahagiaan di masa kini. Perjalanan karakternya adalah proses healing yang berliku, di mana ia belajar membedakan antara rasa takut yang melindungi dan rasa takut yang justru menghalangi kebahagiaannya.
2. Danan: Single Parent yang Berusaha Menjadi yang Terbaik untuk Anaknya
Dimas Anggara menghidupkan karakter Danan, seorang ayah tunggal yang fokus utamanya adalah kebahagiaan anaknya. Berbeda dengan Maya, Danan digambarkan lebih terbuka terhadap cinta baru, namun dengan syarat utama: calon pasangan harus bisa menerima dan menyayangi anaknya. Karakter ini mewakili sisi lain dari perjuangan single parent, yaitu tantangan coparenting dan tekanan untuk menemukan figur ibu yang baik bagi anaknya.
Danan sering kali terjebak dalam dilema antara mengikuti kata hatinya dan memprioritaskan kebutuhan anak. Ia adalah simbol dari pengorbanan dan cinta tanpa syarat seorang orang tua. Konfliknya memperlihatkan bahwa cinta pada anak dan cinta pada pasangan adalah dua hal yang harus berjalan beriringan, dan menemukan keseimbangan itulah yang menjadi inti perjuangannya dalam film Love Take Two.
3. Tristan: Arus Balik Perasaan dan Komitmen yang Semu
Alyssa Soebandono memerankan Tristan, mantan pasangan yang kembali muncul dan mempertanyakan kembali pilihan Danan. Karakter ini menambah lapisan konflik yang lebih dalam. Tristan tidak sepenuhnya jahat; dia adalah representasi dari penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki masa lalu. Kehadirannya menguji kekuatan hubungan baru yang sedang dibangun Danan dan Maya, sekaligus mempertanyakan, bisakah cinta lama benar-benar punah?
Tristan adalah cermin dari godaan untuk kembali ke zona nyaman, sekalipun zona nyaman itu pernah menyakiti. Karakternya mengajak penonton untuk berefleksi tentang makna komitmen, perubahan, dan apakah sebuah hubungan yang pernah rusak dapat dan harus diperbaiki. Dinamika antara Danan, Maya, dan Tristan menjadi poros konflik yang membuat alur cerita Love Take Two terasa begitu memukau dan sarat emosi.
Timeline Rilis dan Penerimaan Penonton
-
12 September 2025: Film “Love Take Two” tayang perdana di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
-
13-15 September 2025: Membanjirnya review positif dari para kritikus dan penonton di media sosial seperti TikTok, X (Twitter), dan Instagram.
-
17 September 2025: Mencapai 1 juta penonton, membuktikan daya tarik kuat cerita keluarga yang relatable.
-
19 September 2025 (Sekarang): Masih menjadi topik diskusi hangat, terutama di komunitas parenting dan pecinta film drama.
Secara keseluruhan, 3 karakter single parent dalam Love Take Two, berjuang dengan cinta! ini berhasil menawarkan perspektif yang kaya dan multidimensi. Maya mengajarkan kita tentang keberanian untuk heal dan trust again. Danan menunjukkan pada kita tentang prioritas dan cinta tanpa syarat seorang ayah. Sementara Tristan, mengingatkan kita bahwa masa lalu selalu memiliki cara untuk menguji komitmen kita di masa kini. Film ini bukan hanya suguhan hiburan, tetapi juga sebuah cermin bagi banyak orang tua yang berjuang serupa, memberikan mereka rasa didengar dan harapan bahwa cinta kedua bukanlah hal yang mustahil.
Manfaat menonton film ini sangatlah besar; bagi single parent, ia memberikan validasi dan energi baru. Bagi masyarakat luas, ia membuka wawasan tentang kompleksitas kehidupan yang jarang terungkap. Jadi, ajaklah pasangan, keluarga, atau bahkan teman-teman Anda untuk menonton “Love Take Two” di bioskop terdekat. Rasakan sendiri setiap emosi, pelajaran, dan kejutan yang ditawarkan. Setelahnya, coba diskusikan dengan pasangan Anda: “Bagaimana kita akan menghadapi ujian seperti itu jika terjadi pada hubungan kita?” Sebuah percakapan yang mungkin akan membawa hubungan Anda ke tingkat yang lebih dalam.